`
SATUAN
ACARA PERKULIAHAN (SAP)
MICROTEACHING
SIBLING
RIVALLRY
ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)
Disusun oleh:
MAYA INEZ ERYSNA
NIM. 14040100
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pengajaran Mikro Mata
Kuliah Askeb III Nifas dengan pokok bahasan Respon
Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir, sub
pokok materi Sibling Rivallry ini disetujui
untuk disajikan pada :
Hari :
Tanggal : April
2015
Menyetujui: Semarang,
April 2015
Dosen Pembimbing, Praktikan,
(Dyah Ayu Wulandari, S. SiT, M.
Keb) ( Mariza Mustika
Dewi )
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pengajaran Mikro Mata
Kuliah Askeb III Nifas dengan pokok bahasan Respon
Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir dengan Sub
Pokok Materi Sibling
rivallry ini
disyahkan untuk disajikan pada :
Hari :
Tanggal : April 2015
Oleh : Mariza Mustika Dewi
NIM : 1404075
Semarang, April 2015
Penguji,
(Dyah Ayu Wulandari, S.
SiT, M. Keb)
RENCANA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
SIBLING
RIVALLRY
A.
IDENTITAS
MATA KULIAH
Nama
Mata Kuliah :
Asuhan Kebidanan III (Nifas)
Kode Mata Kuliah :
Bd. 302
Beban
Studi : 2 SKS (T : 1,
P : 1)
Penempatan : Semester III (Tiga)
Pokok
Bahasan : Respon Orang Tua terhadap Bayi Baru
Lahir
Sub
Pokok Bahasan : Sibling rivallry
Hari/Tanggal : / April
2015
Waktu : 20 menit
B.
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa
D-IV diharapkan mampu :
1.
Memahami respon orang tua terhadap bayi baru lahir.
C.
KOMPETENSI DASAR/INTI
Setelah
menyelesaikan
pembelajaran ini mahasiswa D-4 Kebidanan mampu :
1.1 Menjelaskan sibling rivalry.
D.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pada
akhir pembelajaran
mahasiswa mampu :
1.1.1
Mendiskripsikan pengertian
sibling rivallry.
1.1.2
Mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab sibling rivallry.
1.1.3
Mengidentifikasi dampak
sibling rivallry.
1.1.4
Menjelaskan
penatalaksanaan sibling rivallry.
E.
TUJUAN
1.1.1.1 Mahasiswa
mampu mendeskripsikan pengertian sibling
rivallry.
1.1.1.2 Mahasiswa
mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sibling rivallry.
1.1.1.3
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi dampak sibling rivalry.
1.1.1.4
Mahasiswa dapat
menjelaskan penatalaksanaan sibling
rivalry.
F.
POKOK DAN SUB-POKOK MATERI
1. Pengertian
sibling rivallry
2. Faktor-faktor
penyebab sibling rivallry
3. Dampak
sibling rivallry
4. Penatalaksanaan
sibling rivallry
G.
MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/Alat : Power
point, Laptop, LCD, white board, dan
spidol
2. Sumber Belajar :
Lusa.
2010. Sibling Rivallry. Dalam http://www.lusa.web.id/sibling-rivallry.htm//.
Diunduh tanggal 9 April 2015.
Setiawati.
2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta
: Trans Info.
Setiawati
dan Zulkaida, Anita. 2007. Sibling
Rivallry pada Anak Sulung yang Diasuh oleh Single Father. Jakarta : Trans
Info.
Aspuah,
Siti. 2008. Materiku Respon Orang Tua.
Dalam http://fuahmaniz.blogspot.com.
Diunduh tanggal 9 April 2015.
H.
METODE PERKULIAHAN
Metode yang
digunakan yaitu metode ceramah, pada pembelajaran ini calon dosen menjelaskan materi secara ceramah,
kemudian apabila ada mahasiswa yang belum jelas dipersilahkan untuk
bertanya.
I.
KEGIATAN PERKULIAHAN
TAHAP/WAKTU
|
KEGIATAN CALON
DOSEN
|
KEGIATAN
MAHASISWA
|
METODE
|
Pendahuluan
± 5 menit
|
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengecek kehadiran
4. Menginformasikan pokok bahasan yang akan dibahas yaitu sibling rivallry
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari sibling
rivallry
6. Menyampaikan relevansi antara sibling
rivallry dengan profesi kebidanan
7. Melakukan apersepsi berkaitan dengan sibling
rivallry
|
Menjawab salam
Memperhatikan
Menjawab
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
|
Tanya jawab
Ceramah
Tanya jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
|
Penyajian
± 10 menit
|
1. Menjelaskan pengertian sibling
rivallry
a. Menggali pengetahuan mahasiswa tentang
pengertian sibling
rivallry
b. Memberikan kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c. Memberi penguatan jawaban
d. Menyajikan pengertian sibling
rivallry
berdasarkan teori
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab sibling rivallry
a. Menggali pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor
penyebab sibling rivallry
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c. Memberi penguatan jawaban
d. Menyajikan faktor-faktor
penyebab sibling rivallry berdasarkan teori
3. Menjelaskan dampak sibling
rivallry
a. Menggali pengetahuan mahasiswa mengenai dampak sibling rivallry
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c. Memberi penguatan jawaban
d. Menyajikan waktu dampak sibling rivallry berdasarkan teori
4. Menjelaskan penatalaksanaan sibling rivallry
a. Menggali pengetahuan mahasiswa mengenai penatalaksanaan
sibling rivallry
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c. Memberi penguatan jawaban
d. Menyajikan penatalaksanaan sibling rivallry berdasarkan teori
5. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
6. Memberikan jawaban dari pertanyaan mahasiswa
|
Menjawab
Sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab
Sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab
Sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab
Sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Bertanya
Memperhatikan
|
Tanya jawab
Sumbang saran
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Sumbang saran
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Sumbang saran
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Sumbang saran
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Ceramah
|
Penutup
± 5 menit
|
1. Melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah disampaikan dengan
memberi pertanyaan
2. Bersama mahasiswa menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
3. Menginformasikan materi selanjutnya
4. Memberikan salam penutup
|
Menjawab
Menjawab
Memperhatikan
Menjawab salam
|
Tanya jawab
Tanya jawab
Ceramah
Tanya jawab
|
J.
PENILAIAN PERKULIAHAN
1.
Teknik Penilaian : Lisan
2. Alat Penilaian : Tes buatan calon dosen
3.
Prosedur Tes : Post test
4. Bentuk Tes :
Subjektif
K. LAMPIRAN
1. Lampiran
uraian materi
2. Lampiran evaluasi
3. Lampiran PPT sibling rivallry
4. Lampiran GBPP
Semarang, April
2015
Dosen
Pembimbing, Praktikan,
(Dyah Ayu Wulandari, S. SiT, M.
Keb) ( Mariza Mustika
Dewi )
Lampiran
1
URAIAN MATERI
SIBLING
RIVALLRY
1. Pengertian Sibling
rivallry
Sibling rivallry adalah
kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan
saudara perempuan, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai
dua anak atau lebih (Lusa, 2010).
Sibling
rivallry terjadi jika anak merasa mulai
kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa saudara kandung adalah
saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua (Setiawati,
2008).
Setiawati (2008) menjelaskan bahwa
hal ini terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang berbeda pada
anak-anak mereka (adanya anak emas). Persaingan antar saudara tidak mungkin
dihindari dengan adanya saudara kandung. Persaingan antar saudara yang dimaksud
disini adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih
dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih (Lusa, 2010). Sibling rivallry biasanya muncul ketika selisih usia saudara
kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan
perhatian terlalu banyak orang tua (Setiawati, 2008).
Jarak usia yang lazim memicu
munculnya sibling rivallry adalah
jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul
kembali pada usia 8–12 tahun, dan pada umumnya, sibling rivallry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis
kelamin sama dan khususnya perempuan (Millman & Schaefer, 1981) dalam
Setiawati (2008). Namun persaingan antar saudara cenderung memuncak ketika anak
bungsu berusia 3 atau 4 tahun. Ciri khas yang sering muncul pada sibling rivallry, yaitu: egois, suka
berkelahi, memiliki kedekatan yang khusus dengan salah satu orangtua, mengalami
gangguan tidur, kebiasaan menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan
menuntut perhatian lebih banyak (Setiawati, 2008).
Terdapat dua macam reaksi sibling rivallry, secara langsung yaitu
biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit, atau bahkan
menendang (Setiawati, 2008). Reaksi yang lainnya adalah reaksi tidak langsung
seperti, munculnya kenakalan, rewel, mengompol atau pura-pura sakit (Setiawati,
2008).
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa sibling rivallry
dapat diartikan sebagai kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara
laki-laki dan saudara perempuan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang
dari orang tua, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak
atau lebih.
2. Faktor-Faktor Penyebab Sibling
rivallry
Menurut Mulyadi (2000) dalam
Setiawati dan Zulkaida (2007), faktor penyebab sibling rivallry diantaranya
karena orang tua membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak
tertentu, dipeliharanya rasa kesal orang tua, serta kurangnya pemahaman diri.
Menurut Priatna dan Yulia (2006) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), faktor
penyebab sibling rivallry adalah faktor internal dan eksternal:
a. Faktor
internal:
Faktor internal adalah faktor yang
tumbuh dan berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, sikap
masing-masing anak mencari perhatian orang tua, perbedaan usia atau jenis
kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain.
b. Faktor
eksternal:
Faktor yang disebabkan karena orang
tua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan
adanya anak emas diantara anak yang lain.
Menurut Lusa (2010), ada banyak
faktor yang menyebabkan sibling rivallry, antara lain:
a. Masing-masing
anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada
saudara mereka.
b. Anak
merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin, dan mau mendengarkan dari orang tua
mereka.
c. Anak-anak
merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota
keluarga baru/bayi.
d. Tahap
perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
e. Anak
frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
f. Kemungkinan,
anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan
saudara mereka.
g. Dinamika
keluarga dalam memainkan peran.
h. Pemikiran
orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga
adalah normal.
i.
Tidak memiliki waktu
untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
j.
Orang tua mengalami
stres dalam menjalani kehidupannya.
k. Anak-anak
mengalami stres dalam kehidupannya.
l.
Cara orang tua
memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
3. Dampak Sibling rivallry
Menurut Priatna dan Yulia (2006)
dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), anak yang merasa selalu kalah dari
saudaranya akan merasa minder atau rendah diri, anak jadi benci terhadap
saudara kandungnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lusa (2010), dampak
negatif sibling rivallry adalah anak
menjadi egois, minder, merasa tidak dihargai, pengunduran diri kearah bentuk
perilaku infantil/regresi dan lain sebagainya.
Selain kenakalan anak di rumah pada
adik barunya, hal ini dapat berpengaruh pada hubungan anak tersebut dengan
teman-temannya di sekolah, bila terjadi ketidak adilan di rumah yang membuat
anak stress, bisa membuat anak menjadi lebih temperamen dan agresif dalam
kelakuannya di sekolah (Hakuna, 2008).
Menurut Priatna dan Yulia (2006)
dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), pertengkaran yang terus menerus dipupuk
sejak kecil akan terus meruncing saat anak-anak beranjak dewasa, mereka akan
terus bersaing dan saling mendengki. Bahkan ada kejadian saudara kandung saling
membunuh karena memperebutkan warisan.
Menurut Hargianto (2008) dalam Siti
Aspuah (2008), dampak yang paling fatal dari sibling rivallry adalah putusnya tali persaudaraan jika kelak orang
tua meninggal.
4. Penatalaksanaan Sibling
rivallry
Menurut Setiawati (2008), ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kecemburuan pada anak
melalui cara cara berikut:
a. Libatkan
anak dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan).
b. Jadikan
sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama.
c. Biarkan
sang kakak membantu menjaga adiknya.
d. Sediakan
waktu untuk anak yang lebih tua.
e. Pembesuk
harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian.
f. Ajari
sang kakak untuk mengajari adik baru lagu-lagu dan berbagai permainan.
Menurut Woolfson (2004), ada
beberapa cara untuk menangani kecemburuan pada anak, yaitu:
a. Lihat
tanda-tandanya, jika kita melihat tanda-tanda ini tenangkan anak sebelum
menjadi terlalu marah.
b. Alihkan
perhatiannya, bila melihat anak menjadi terganggu oleh saudaranya, ada baiknya
kita alihkan perhatiannya.
c. Tentramkan
anak, yakinkan bahwa kita dan sang adik sangat mencintainya.
d. Tunjukkan
minat dan bakat sang kakak.
e. Beri
sang kakak beberapa kegiatan.
f. Pujilah
upaya, bukan hasilnya.
g. Jangan
membandingkan sang kakak dengan saudara yang lebih muda.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivallry, antara lain
(Lusa, 2010):
a. Tidak
membandingkan antara anak satu sama lain.
b. Membiarkan
anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c. Menyukai
bakat dan keberhasilan anak-anak.
d. Membuat
anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
e. Memberikan
perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f. Mengajarkan
anak-anak cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
g. Bersikap
adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
h. Merencanakan
kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
i.
Meyakinkan setiap anak
mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
j.
Orang tua tidak perlu
langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
k. Orang
tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
l.
Orang tua dalam
memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
m. Jangan
memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
n. Kesabaran
dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivallry yang
paling bagus.
Bagi orang tua, cara untuk
meminimalisasi sibling rivallry,
yaitu (Setiawati dan Zulkaida, 2007)):
a.
Jangan
membanding-bandingkan anak.
b.
Libatkan anak dalam
mempersiapkan kelahiran adik. Pada saat hamil, libatkan anak untuk
mempersiapkan kelahiran, seperti ajak anak memilih pakaian ataupun perlengkapan
bayi dan juga beritahukan bahwa adik barunya tidak akan merebut perhatian orang
tuanya.
c.
Selama masa kehamilan
ajak kakak ke rumah sakit. Dengan begitu, kakak dapat melihat adiknya di layar
scan dan mendengar detak jantungnya di alat ultrasound. Tunjukkan pula foto
scan lama sang kakak dan jelaskan bagaimana rasanya ketika sang kakak ada di
dalam rahim ibu.
d.
Ajarkan kakak mengenai
cara berinteraksi dan bermain dengan adik. Apa yang bisa dilakukan dan
bagaimana cara menunjukkan sayang pada adik.
e.
Ketika sang kakak
berkunjung ke rumah sakit untuk pertama kalinya, sambutlah dengan ceria. Lalu
perlihatkan adik bayinya yang baru lahir. Perkenalkan adik pada kakaknya dan
juga sebaliknya, perkenalkan kakak pada adiknya.
f.
Gunakan sebutan “adik
bayi” daripada bayi baru, sehingga anak tidak merasa bahwa adik “baru” dan dia
“lama”.
g.
Berikan kesempatan
kakak melakukan hal-hal yang membuat dirinya merasa nyaman saat bersama adik.
Kakak bisa membelai dan memangku adik dengan bantuan ibu.
h.
Tetap berikan perhatian
pada kakak. Hindari tekanan untuk selalu mengalah dan mendahulukan adik.
Biarkan ayah bersama adik ketika ibu mendampingi sang kakak.
i.
Jika kakak benar-benar
cemburu pada adik barunya dan menunjukkannya dengan cara kasar, orang tua perlu
bertindak cepat yaitu dengan segera menjauhkan kakak dari adik. Beritahu kakak
bahwa dia tidak boleh menyakiti adik bayinya, tanpa harus membentak atau
memukulnya.
Lampiran
2
EVALUASI
Soal-soal :
1. Jelaskan
pengertian Sibling Rivallry!
2. Apa
saja faktor-faktor penyebab Sibling
Rivallry?
3. Sebutkan
dampak Sibling Rivallry?
4. Apa
saja penatalaksanaan Sibling Rivallry?
Kunci Jawaban :
1. Sibling Rivallry adalah
Kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara
perempuan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, hal ini
terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
2. Penyebab
Sibling Rivallry diantaranya :
a. Faktor
internal:
Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan
berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, sikap masing-masing
anak mencari perhatian orang tua, perbedaan usia atau jenis kelamin, dan ambisi
anak untuk mengalahkan anak yang lain.
b. Faktor
eksternal:
Faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah
dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anak
emas diantara anak yang lain.
3. Dampak
Sibling Rivallry yaitu timbulnya rasa
minder dan rendah diri, anak menjadi tempramen dan agresif, memupuknya sifat
iri dengki, putusnya tali persaudaraan.
4. Penatalaksanaan Sibling Rivallry diantaranya adalah :
a. Tidak
membandingkan antara anak satu sama lain.
b. Membiarkan
anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c. Menyukai
bakat dan keberhasilan anak-anak.
d. Membuat
anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
e. Memberikan
perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f. Mengajarkan
anak-anak cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
g. Bersikap
adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
h. Merencanakan
kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
i.
Meyakinkan setiap anak
mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
j.
Orang tua tidak perlu
langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
k. Orang
tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
l.
Orang tua dalam
memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
m. Jangan
memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
n. Kesabaran
dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivallry yang
paling bagus.
(Lusa, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar